Petaka MH Series, Malaysia Airlines Menatap Masa Depan

2 Agu

Petaka MH Series, Malaysia Airlines Menatap Masa Depan
Dua bencana besar yang menimpa maskapai penerbangan utama negeri jiran, Malaysia Airlines, memperburuk kinerja bisnis yang memang beberapa tahun terakhir menurun. Setelah ditelisik, ternyata raibnya MH370 dan tertembak jatuh MH17 merupakan puncak gunung es persoalan yang mendera maskapai tersebut. Tiga tahun terakhir menderita kerugian finansial sebesar US$ 1,3 milyar. Diperkirakan maskapai masih akan merugi satu hingga dua juta Dollar Amerika per hari. Dengan sumber daya yang ada saat ini, maskapai hanya sanggup terbang selama 6 bulan ke depan. Bisa bernasib tragis seperti yang menimpa maskapai Merpati, hidup segan mati tidak mau. Diperlukan perombakan besar dan mendalam terhadap badan maskapai Malaysia Airlines. Dibutuhkan intervensi yang jitu dari pihak pemerintah selaku pemegang saham terbesar. Bukan hanya sekedar injeksi modal semata namun perubahan sistem dan kultur karyawan di dalamnya. Termasuk mengganti pucuk pimpinan dengan orang-orang yang tepat. Memiliki visi ke depan untuk menyelamatkan maskapai, berintegritas dan berdedikasi tinggi. Malaysia bisa mencontoh maskapai penerbangan utama Indonesia, Garuda Indonesia, yang pernah limbung di era 90-an hingga awal 2000-an. Saat itu asetnya negatif dibandingkan dengan hutangnya. Hingga pada tahun 2005 datang Emirsyah Satar yang mengubah citra dan kinerja maskapai Garuda Indonesia saat ini yang disegani di kelas dunia.

Shared from Google Keep

Tinggalkan komentar